Jumat, 15 Juli 2011

TUGAS SISTIM BERKAS
(Metode Akses)
Dosen Pembimbing : Anis Yusrotun Nadhiroh, S.Kom
Oleh :
Lia Puspita Dewi (10011588)
Ulfa Faizah (10011883)
Tatik Rahayu (10011889)
Mega Purnama sari (10011789)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID
PO.Box 1 Paiton Probolinggo 67291 Telp./Fax. (0335)772073
E-mail : sttnj@telkom.net WEBSITE : www.Sttnuruljadid.ac.id
Tahun Pelajaran 2010/2011
ii
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun menyelesaikan tugas makalah SISTEM BERKAS dalam waktu yang telah di tentukan. Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu buku panduan mahasiswa dan mahasiswi khususnya di dalam mata kuliah SISTEM BERKAS. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan,baik dari segi pengetikan, maupun materi yang di sajikan oleh sebab itu, saran dan kritik dari semua pihak yang terkait sangat di harapkan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Tidak lupa pula penyusun haturkan permohonan maaf sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kata-kata yang salah dan tidak sesuai. Paiton,02 Juli 2011 P e n y u s u n
iii
DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................................... i Kata Pengantar .............................................................................................................. ii Daftar Isi ................................................................................................................ iii Bab I ................................................................................................................. 1 Pendahuluan .................................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1 1.2 Permasalahan ...................................................................................................... 1 1.3 Tujuan & Manfaat .............................................................................................. 1 Bab II ................................................................................................................. 2 Pembahasan ................................................................................................................... 2 2.1 File pile (pile file) ............................................................................................... 2 2.2 Sequential file ..................................................................................................... 3 2.3 File sekuen berindeks (indexed-sequenstial file) ................................................ 4 2.4 Multiple Index file .............................................................................................. 4 2.5 Hashed file... ....................................................................................................... 6 2.6 Multiring file ...................................................................................................... 9 Bab III ............................................................................................................... 13 Penutup ............................................................................................................... 13 3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 14 3.2 Saran ................................................................................................................... 14 Daftar Pustaka ............................................................................................................... 10
1 Sistem Berkas / STTNJ
BAB. I P E N D A H U L U A N
1.1 Permasalahan
Dalam makalah ini, penyusun akan memberikan gambaran mengenai METODE AKSES. Dalam metode akses terdapat enam organisasi pengaksesn file secara dasar lah sebagia berikut: 1. File pile (pile file) 2. File sekuen (sequential file) 3. File sekuen berindeks (indexed-sequenstial file) 4. File berindek majemuk (multiple-indexed file) 5. File ber-hash (hashed file) 6. File cincin (multiring file)
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuannya : Dalam perkuliahan SISTEM BERKAS khususnya dalam materi pembahasan Metode Akses bertujuan agar kita mengetahui dan memahami tentang File pile (pile file),File sekuen (sequential file), File sekuen berindeks (indexed-sequenstial file), File berindek majemuk (multiple-indexed file), File ber-hash (hashed file), File cincin (multiring file). Manfaatnya : Dengan mengetahui mengenai Metode Akses secara umum dapat menambah pengetahuan khususnya dalam SISTEM BERKAS .
2 Sistem Berkas / STTNJ
BAB. II PEMBAHASAN 2.1 File pile (pile file) Pembahasan struktur file diketahui bahwa struktur dasar paling dasar sebuah file adalah pile dan file sekuensial. File pile atau file tumpukan merupakan struktur paling sederhana. Struktur ini jarang digunakan secara praktis tapi merupakan basis evaluasi struktur-struktur lain. A. Properti struktur pile
1. Data tidak dianalisis, dikategorikan, atau harus memenuhi definisi atau ukuran field tertentu
2. Panjang rekord dapat bervariasi dan elemen-elemen data tidak perlu serupa.
B. Karakteristik struktur pile
1. Biasanya data ditumpuk secara kronologis
2. Tak ada keterkaitan antara ukuran file, record, dan blok
3. Elemen data dapat beragam, dapat berbeda untuk tiap record ( berisi attribut lain ).
4. Data harus disimpan secara lengkap beserta nama attributnya, tidak Cuma nilai atributnya.
Komponen file pile hanya berisi data a. Struktur dan pengaksesan Rekord berelasi dengan suatu objek atau kejadian di dunia nyata. Rekord berisi elemen-elemen ( field-field) data dan tiap elemen data perlu mempunyai identifikasi. Identifikasi pada pile adalah berupa nama atribut secara ekplisit. Misalnya: Tinggi = 163, Dimana, nilai elemen data adalah 163 dan nama deskripsi adalah tinggi. Tiap elemen data di pile berbentuk tuple dua komponen disebut pasanagn nama atribut – nilai atribut ( atribute name – value atribute ). b. Format record Sejumlah pasangan untuk mendefinisikan objek dan mengasosiasikan data dengan objek. Contoh : |nama=Nurman,jurusan=IF,alamat=Sadang Serang 64, umur=24, tinggi=163. ketika informasi akan diambil, pemilihan record dengan menspesifikasikan di argumen pencarian.
3 Sistem Berkas / STTNJ
Penggunaan file pile File pile merupakan struktur dasar dan tak berstruktur. Struktur ini memberikan fleksibilitas penuh. Struktur ini menggunakan ruang penyimpanan dengan baik saat data berukuran dan berstruktur beragam. Struktur ini sangat jelek untuk pencarian record tertentu. Berbagai penggunaan dari file pile, diantaranya :
• File-file sistem
• File log ( mencatat kegiatan )
• File-file penelitian / medis
• Config.sys
2.2 SEQUENTIAL FILE Sequential File adalah file dengan organisasi urut. Data yang disimpan diurutkan berdasarkan urutan pemasukan data (urut berdasarkan nomor record). Data yang ditambahkan selalu menempati urutan berikutnya. Sequential file adalah record yang disimpan dalam media penyimpanan sekunder komputer, yang dapat diakses secara berurutan mulai dari record pertama sampai dengan record terakhir. Record per record searah. Record terakhir adalah rekaman fiktif yang menandai akhir dari arsip.Sequential merupkansuatu metode penyimpanan dan pembacaan data yang dilakukan secara berurutan. Dalam hal ini, data yang ada akan disimpan sesuai dengan urutan masuknya. Data pertama dengan nomor berapapun, akan disimpan ditempat pertama, demikian pula dengan data berikutnya yang juga akan disimpan ditempat berikutnya. Dalam melakukan pembacaan data, juga akan dilakukan secara berurutan, artinya, pembacaan akan dimulai dari data paling awal dan dilanjutkan dengan data berikutnya sehingga data yang dimaksud bisa diketemukan. a. Keuntungan dari Sequential file Keuntungan utama dari organisasi Sequential file adalah: 1. Mengarsipkan desain adalah sederhana. 2. Lokasi dari rekaman memerlukan hanyalah kunci rekaman. 3. Ketika laju ke aktifan adalah tinggi,kesederhanaan dari mengakses cara Membuat proses efisien. 4. Media file murah seperti pita magnet dapat dipergunakan untk menyimpan data. b. Kelemahan dari Sequential file Kelemahan utama dari organisasi Sequential file adalah: 1. Memperbaharui memerlukan bahwa semua transaksi rekaman diurutkan pada urutan kunci rekaman.
2. Satu berkas menguasai baru,secara fisik pisahkan dan eksklusif, selalu
4 Sistem Berkas / STTNJ
diciptakan sebagai hasil pembaharuan percontohan. 3. Tambahan dan penghapusan dari rekaman tidak sederhana. 2.3 INDEX SEQUENTIAL FILE Index Sequential File merupakan perpaduan terbaik dari teknik sequential dan random file. Teknik penyimpanan yang dilakukan, menggunakan suatu index yang isinya berupa bagian dari data yang sudah tersortir. Index ini diakhiri denga adanya satu pointer (penunjuk) yang bisa menunjukkan secara jelas posisi data yang selengkapnya. Index yang ada juga merupakan record-key (kunci record), sehingga kalau record key ini dipanggil, maka seluruh data juga akan ikut terpanggil. Contohnya saat rekaman lagu akan tersimpan pada sebuah kaset padarekamn tersebut kita akan mendengarkan lagu ke satu, kedua ,ketiga, dan seterusnya.Pembacaan seperti inilah yang disebut sebagai sequential atau berurutan. Apabila lagu-lagu yang ada kemudian disimpan didalam compack-disk, maka untuk mendengar kan lagu yang kelima bisa langsung dilakukan (dibaca secara random). Disamping itu, dengan compack-disk juga bias dilakukan pembacaan secara berurutan atau sequential. Compack disk menyimpan lagu secara random. Sedangkan untuk penyimpanan data dengan menggunakan teknik index sequential ini, kita bisa melihat daftar isi pada sebuah buku. Pada bagian atas disebut sebagai index data yang berisi bagian dari data yang ada. Index data kemudian diakhiri dengan pointer yang menunjukkan posisi keseluruhan isi data. Adapun keuntungan dan kelemahan pada Index Sequential File : a. Keuntungan dari Index Sequential file Sangat cocok untuk digunakan menyimpan batch data ataupun individual data. Dibanding sequential file, pemanggilan data menjadi lebih cepat. b. Kelemahan dari Sequential file Access (pemanggilan) data tidak bisa disamakan dengan random (direct access file). Memerlukan adanya ruangan extra didalam memory untuk menyimpan index data. Memerlukan adanya hardware dan software yang lebih kompleks. 2.4 MULTIPLE INDEX FILE
• Terdiri dari main file dan file-file index (file berindex majemuk).
• Tidak ada rantai overflow.
• Tidak dikenal konsep atribut kunci (tidak ada keterurutan berdasarkan atribut kunci).
• Pengubahan data langsung dilakukan terhadap main file.
• Format record dapat berupa name-value pair atau dapat berupa structured record.
• Index bersifat multiple index, dinamis, record anchored.
• Entri index terdiri dari atribut dan TID.
• Entri index terurut berdasarkan nilai atributnya.
5 Sistem Berkas / STTNJ
• Next record diakses berdasarkan keterurutan entri pada index-nya.
• Tiap index dapat bersifat multilevel.
• TID pada index berisi alamat block dan posisi record.
• Exhaustive vs partial index.
Pada Multiple Index File (file berindex majemuk), pembaharuan dilakukan terhadap file utama bukan file overflow, karena record dicari lewat indeks, maka indeks harus dinamis. Begitu terjadi pembaharuan ( insert, update, delete) mka indeks-indeks diperbaharui mengikuti perubahan di file utama. Contoh : Indeks Dinamis adalah Indeks B-tree. 1. B-Tree
• BTree = Balanced Tree
• Perubahan pada main file berimplikasi terhadap index-nya.
• Struktur index menggunakan BTree.
• Blok – blok BTree harus dijaga agar memuat setengah dari fan out ratio-nya (effective fan out antara y/2 – y).
• Order Capacity = d
• Kapasitas minimum = d, dan maximum = 2d
• Khusus untuk root, kapasitas minimum = 1
2. Algoritma Penyisipan Btree
• Cari posisi yang sesuai bagi record baru, mulai dari root BTree.
• Jika tersedia space, sisipkan record baru sesuai urutan, jika tidak terjadi, overflow.
• Jika terjadi overflow :
a. Split menjadi 2 node b. Pilih node tengah untuk naik ke level berikutnya c. Set pointer dari parent node ke child node 3.Algoritma Penghapusan Btree
• Menghapus node pada leaf dan tidak melanggar kapasitas minimum, maka record langsung dihapus tanpa mengubah struktur BTree.
• Menghapus node pada root dan tidak melanggar kapasitas minimum, maka ganti dengan 1 record dari leaf node kanan terkecil.
• Menghapus node (leaf dan root), dan melanggar kapasitas minimum, maka perbaiki dengan redistribusi record. Apabila redistribusi record mengakibatkan pelanggaran kapasitas minimum pada node lain, maka lakukan coalescing node. Contoh BTree dengan order capacity d = 2D.
6 Sistem Berkas / STTNJ
2.5 HASHED FILE Metode penempatan dan pencarian yang memanfaatkan metode Hash disebut hashing atau ‘Hash addressing’ dan fungsi yang digunakan disebut fungsi hashing / fungsi Hash. Fungsi hashing atau fungsi Hash inilah yang dapat menjadi salah satu alternatif dalam menyimpan atau mengorganisasi File dengan metode akses langsung. Fungsi Hash berupaya menciptakan “fingerprint” dari berbagai data masukan. Fungsi Hash akan mengganti atau mentransposekan data tersebut untuk menciptakan fingerprint, yang biasa disebut Hashvalue (nilai Hash). Hash value biasanya akan digambarkan sebagai suatu string pendek yang terdiri atas huruf dan angka yang terlihat random (data biner yang ditulis dalam notasiheksadesimal). Pada penggunaan fungsi Hash, saat keadaan tertentu dapat terjadi tabrakan (coallision) pada home address yang dihasilkan. Yaitu saat munculnya nilai Hash yang sama dari beberapa data yang berbeda. Untuk mengantisipasi keadaan ini ada beberapa metode yang dapat digunakan, seperti perubahan fungsi Hash atau mengurangi perbandingan antara jumlah data yang tersimpan denganslot address yang tersedia. Hal-hal tersebut dapat meminimalisir tabrakan, tetapi tidak menghilangkannya. Kita tetap memerlukan collision resolution –sebuah prosedur untuk menempatkan data yang memiliki address yang sama. 1. Konsep-Konsep File Hashed 1. Organisasi file dengan metode akses langsung (direct acsess ), yang menggunakan suatu fungsi untuk memetakan key menjadi address 2. fungsi yang digunakan disebut fungsi hash/KAT (key to address transformation) 3. Address yang dihasilkan dari hasil perhitungan fungsi hash disebut dengan istilah home address 4. Jadi, terdapat dua komponen file hash : a. Ruang rekord, yang terdiri atas m slot address b. Fungsi hash, yang mentransformasi key menjadi address 5. Transfomasi key akan mudah jika key telah berupa nilai integer, untuk key berupa karakter alphanumerik terdapat proses prakondisi untuk mengubahnya menjadi suatu nilai integer. 2. Macam- Macam Fungsi Hashed Fungsi Hash diimplementasi untuk mengkonversi himpunan kunci rekaman (K) menjadi himpunan alamat memori (L). Bisa dinotasikan dengan H : K -> L
7 Sistem Berkas / STTNJ
Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan fungsi Hash adalah : • fungsi Hash harus mudah dan cepat dihitung • fungsi Hash sebisa mungkin mendistribusikan posisi yang dimaksud secara uniform sepanjang himpunan L sehingga collision yang mungkin terjadi dapat diminimalkan. 3. Tabrakan Dengan menggunakan hashing, maka hubungan korespondensi satu-satu antara record key dengan alamat record akan hilang. Selalu timbul kemungkinan dimana terdapat dua buah record dengan kunci yang berbeda namun memiliki home address yang sama, dan terjadi tabrakan (collision). Tabrakan dapat diminimalisir dengan melakukan penggantian pada fungsi Hash yang digunakan, atau mengurangi packing factor. a. Packing Factor Packing factor, bisa disebut juga dengan packing density ataupun load factor adalah perbandingan antara jumlah data yang tersimpan terhadap jumlah slot address yang tersedia. Location Storage of Number Total Stored cord of Number Factor. Penggantian fungsi Hash dan pengurangan packing factor hanya meminimasisasi tabrakan, tetap dibutuhkan collision resolution. b. Collision Resolution Pada hashing untuk penempatan data, output dari fungsi Hash tidak selalu unik, namun hanya berupa kemungkinan suaru alamat yang dapat ditempati. Jika suatu home address sudah ditempati oleh record lain, maka harus dicarikan alamat lain. Proses pencarian Packing Re = alamat lain inilah yang disebut sebagai prosedur collision resolution. c. Coalesced hashing Algoritma : Tentukan home address dari key. IF home address kosong THEN Sisip record pada home address. ELSE Temukan record terakhir dari data yang telah menempati home address, dengan mengikuti link. Temukan slot kosong mulai dari yang terletak pada address paling bawah. IF slot kosong tidak ditemukan THEN File telah penuh. ELSE Sisip record pada slot kosong. Set link field dari record terakhir yang ber-home address sama ke alamat dari record yang baru disisip.
8 Sistem Berkas / STTNJ
d. Chained progressive overflow Algoritma : Tentukan home address dari key. IF home address kosong THEN Sisip record pada home address. ELSE Temukan slot kosong yang terletak setelah home address. IF slot kosong ditemukan THEN Sisip record pada slot kosong. ELSE Tabel telah penuh. e. Binary tree Metode yang menggunakan struktur binary tree untuk pencarian address ketika erjadi tabrakan dengan memberikan dua pilihan langkah : •Continue : melanjutkan pencarian address berikutnya yang mungkin ditempati oleh record yang akan disisipkan. •Move : memindahkan record yang menempati address ke address berikutnya yang memungkinkan untuk ditempati record lama. Algoritma : Tentukan home address dari key yang akan di-sisipkan (new key). IF home address kosong THEN Sisip record pada home address. ELSE WHILE new address tidak kosong dan tabel belum penuh DO Generate binary tree untuk mendapatkan new address : 4. Fungsi Hashed Satu Arah Fungsi Hashed satu arah adalah fungsi Hash yang bekerja dalam satu arah. Maksud dari satu arah disini adalah bahwa pesan yang sudah diubah menjadi message digest tidak dapat dikembalikan lagi menjadi pesan semula (irreversible). Sifat-sifat fungsi Hash satu-arah adalah sebagai berikut: 1. Fungsi H dapat diterapkan pada blok data berukuran berapa saja. 2. H menghasilkan nilai (h) dengan panjang tetap (fixed-length output). 3. H(x) mudah dihitung untuk setiap nilai x yang diberikan. 4. Untuk setiap h yang dihasilkan, tidak mungkin dikembalikan nilai x sedemikian sehingga H(x) =h. Itulah sebabnya fungsi H dikatakan fungsi Hash satu-arah (one-way Hash function). 5. Untuk setiap x yang diberikan, tidak mungkin mencari y ≠ x sedemikian sehingga H(y) = H(x).
9 Sistem Berkas / STTNJ
6. Tidak mungkin mencari pasangan x dan y sedemikian sehingga H(x) = H(y). Beberapa fungsi Hash satu-arah yang sudah dibuat, antara lain: - MD2, MD4, MD5, - Secure Hash Function (SHA), - Snefru, - N-Hash, - RIPE-MD. 2.5 MULTIRING FILE Multiring File merupakan metode pengorganisasian file yang berorientasi pada pemrosesan subset dari record secara efisien. Subset tersebut digambarkan sebagai grup dari beberapa record yang terdiri dari nilai atribut yang biasa. Contohnya “Semua pekerja yang berbicara bahasa Perancis”. Subset dari record dihubungkan bersama secara eksplisit menggunakan pointer. Rantai penghubung ini menentukan urutan anggota dari subset. Setiap subset mempunyai record kepala yang merupakan record awal dari suatu rantai. Sebuah record kepala berisi informasi yang berhubungan dengan seluruh record anggota di bawahnya. Record-record kepala ini juga dapat dihubungkan menjadi sebuah rantai. Tipe rantai tertentu yang digunakan untuk menggambarkan hal ini dinamakan ring, yang merupakan rantai di mana pointer anggota terakhir digunakan untuk menunkuk record kepala dari rantai. Ring-ring dapat disarangkan dalam banyak level kedalaman. Dalam hal ini record anggota dari ring level ke-i record kepala ring bawahan pada level i-1. Ring level terbawah, yang berisi data terakhir, selalu dianggap berada pada level 1.Dengan menelusuri rantai sampai atribut nilai yang dicari ditemukan. Kemudian rantai baru dimasuki untuk menemukan atribut recod bawahan. Proses ini diulang terus sampai record yang diinginkan ditemukan. 2.5.1 Interlinked Rings Hubungan di antara ring-ring tidak harus hirarkis. Hubungan dapat diimplementasi dengan merelasikan anggota dalam ring-ring yang sama, yang menyediakan banyak lintasan di antara record-record, atau menghubungkan ring-ring pada level yang lebih rendah kembali ke ring-ring dengan level lebih tinggi. Efektivitas dari sebuah proses dalam melokasikan sebuah record sangat bergantung pada kecocokan pasangan atribut yang membentuk argument pertanyaan dengan struktur dari file. Bila file tidak diorganisasikan secara benar, maka proses tidak dapat berjalan secara efisien, dan dibutuhkan intervensi dari pengguna.
10 Sistem Berkas / STTNJ
2.5.2 Struktur dari Multiring File Semua record mempunyai struktur yang sama dalam Multiring File, tetapi isi dan ukuran merupakan fungsi dari ring-ring di mana mereka berada. Sebuah Multiring File dapat mempunyai sejumlah kategori record yang berbeda. Di sini definisi file telah menyimpang dari definisi awal. Di sini record-record tidak sama formatnya, dan keanggotaan ring serta keanggotaan file harus diketahui sebelum pemrosesan. Format record yang sebenarnya bergantung pada kombinasi dari tipe-tipe ring di mana record tersebut menjadi anggota. Pasangan nilai atrinbut mengidentifikasi dirinya seperti pada pile. Tetapi biasanya tidak seperti itu, dan tiap record akan mempunyai pengidentifikasi tipe record.Untuk menghubungkan record-record ke dalam ring-ring mereka, pointer-pointer akan muncul dalam sebuah record yang umum. Sebuah record dapat dimiliki oleh ring-ring sebanyak jumlah pointer yang dimilikinya. Dapat juga terdapat field-field data NULL, tetapi karena terdapat bayak tipe record dengan tujuan spesifik, file secara keseluruhan relative padat. Setiap ring pasti memiliki kepala. Kepala ini dapat berupa poin masukan, anggota dari ring lain, atau keduanya. Ketika sebuah ring dimasuki dalam sebuah pencarian, poin masukan dicatat sehingga ring ini tidak dimasuki 2 kali. 2.5.3 Manipulasi Ring Umumnya organisasi Multiring File menghindari penggandaan data dengan menempatkan data biasa kepada semua anggota ring ke dalam record kepala dari ring. Efek negatifnya adalah dalam desain dasar ring, ketika sebuah record diambil berdasarkan kombinasi kata kunci pencarian, hasilnya yang dapat diaplikasikan dengan record tidak selalu dapat dilakukan dengan hanya atribut yang disimpan dalam anggota atau record kepala yang diakses selama pencarian sepanjang 1 lintasan. Sedangkan alternatif yang digunakan, yaitu:
1. Pencarian Paralel melalui semua ring yang diidentifikasi dalam kata kunci pencarian dapat dilakukan, dengan menghilangkan pada record-record pada persimpangan ring-ring tersebut.
2. Pencarian Inisial dapat dilakukan berdasarkan atribut dengan efektivitas mempartisi terbaik. Record-record yang dikumpulkan kemudian dicek untuk ketepatan dengan menempatkan record kepala untuk tipe atribut lain yang diperlukan dan menolak record dengan nilai data yang tidak tepat.
2.5.4 Keputusan Desain Ring File Lama penelusuran rantai berbanding lurus dengan ukuran rantai. Ukuran rantai-rantai individu dapat dikurangi dengan menambah jumlah rantai-rantai dan jumlah level dalam struktur file. Hal ini digambarkan dengan rumus sebagai berikut.
11 Sistem Berkas / STTNJ
y = x√n dengan x = level y = panjang rantai n = record count Waktu pencarian untuk record dengan level terendah berkurang secara proporsional sampai akar ke-x dari record count, n, dan bertambah secara proporsional sampai level x. Sebuah atribut yang tidak mempartisi file ke dalam banyak level tidak sangat berguna seperti elemen ring. a. Peng-Cluster-an Ring Record yang sering diakses bersama paling baik disimpan dengan derajat lokalitas yang tinggi. Satu ring umumnya dapat diletakkan seluruhnya dalam 1 silinder, seingga semua pencarian dihindari saat penelusuran cluster ring ini. Ketika referensi berulang-ulang kepada record kepala ring dibutuhkan, kepala record itu dapat berpartisipasi dalam cluster. Ring berikutnya dengan level lebih tinggi akan sulit untuk berpartisipasi, kecuali jika ruangan total yang dibutuhkan semua anggota record dan pendahulunya cukup kecil untuk disimpan dalam satu atau beberapa silinder. Dalam perubahan database yang dinamis, peng-cluster-an yang optimal sulit untu dijaga dan keuntungannya sedikit. Sebuah reorganisasi diperlukan untuk mengembalikan cluster-cluster. b. Pengkategorian Atribut Real Atribut yang merepresentasikan data real atau kontinyu tidak menyediakan partisi yang efektif kecuali jika dikategorikan secara artificial. 2.5.5Penggunaan Multiring File Struktur Multiring merupakan dasar untuk beberapa database terbesar yang digunakan saat ini. Sistem informasi manajemen di mana banyak melibatkan tabulasi, penjumlahan, dan laporan pengecualian telah diimplementasikan menggunakan daftar Multiring ini. Beberapa masalah dalam representasi ruang geografis dan arsitektur juga telah diselesaikan dengan pendekatan Multiring. Perkembangan saat ini dalam system multifile terintegrasi bergantung pada kapabilitas yang disediakan oleh struktur ring. Masalahnya adalah desain yang cermat berdasarkan pengetahuan tentang data dan pola penggunaan diperlukan sebelum Multiring File dapat diimplementasikan. 2.5.6 Kinerja Multiring Kinerja system Multiring sangat bergantung pada kecocokan dari penandaan atribut ke ring-ring tertentu. a. Ukuran record dalam Multiring File Karena banyak tipe record yang berbeda dalam Multiring File, estimasi akurat didapatkan hanya dengan mendaftar semua tipe, dengan frekuensi dan ukuran masing-masing.
12 Sistem Berkas / STTNJ
b. Pengambilan record dalam Multiring File Waktu untuk mengambil sebuah record adalah fungsi dari jumlah dan panjang rantai yang dicari. Panjang daripada ring bergantung pada ukuran file, jumlah level, dan seberapa baik file dipartisi ke dalam ring-ring. c. Pengambilan record berikutnya dari Multiring File Record berikutnya untuk urutan yang berhubungan dapat ditemukan dengan menelusuri rantai tersebut. d. Pemasukan ke dalam Multiring File Penambahan record ke dalam Multiring File dilakukan dengan menentukan spasi kosong yang cocok untuk record, menempatkan semua pendahulu untuk record baru, mengambil nilai dari link yang tepat dari pendahulu, menetapkannya ke dalam record baru, dan menempatkan nilai dari posisi record baru ke dalam area-area link pendahulu. e. Meng-Update record dalam Multiring File Jika hanya field data yang akan dirubah, update hanya memerlukan penemuan record dan penulisan ulang. f. Membaca seluruh Multiring File Pembacaan menurut rantai memerlukan bahwa sebuah record kepala diakses untuk setiap ring tambahan. Baik record kepala baru maupun lama diperlukan untuk bergerak di antara 2 ring. g. Reorganisasi Mutiring File Reorganisasi sebenarnya tidak diperukan sebagau bagian dari prosedur operasi normal. Hanya saat pemformatan ulang tipe record diperlukan, record-record seperti itu harus ditulis ulang, Ini hanya memerlukan reorganisasi parsial dari file, karena perubahan terbatas pada ring-ring pada level-level yang menggunakan tipe-tipe record itu.
13 Sistem Berkas / STTNJ
BAB III PENNUTUP Kesimpulan Terdapat enam organisasi dasar, kebanyakan organisasi file system termasuk salah satu atau kombinasi kategori-kategori ini. Enam organisasi pengaksesan file secara dasar adalah sebagai berikut : 1. File pile (pile file) Pembahasan struktur file diketahui bahwa struktur dasar paling dasar sebuah file adalah pile dan file sekuensial. File pile atau file tumpukan merupakan struktur paling sederhana. Struktur ini jarang digunakan secara praktis tapi merupakan basis evaluasi struktur-struktur lain. 2. File sekuen (sequential file) Sequential File adalah file dengan organisasi urut. Data yang disimpan diurutkan berdasarkan urutan pemasukan data (urut berdasarkan nomor record). Data yang ditambahkan selalu menempati urutan berikutnya. 3. File sekuen berindeks (indexed-sequenstial file) Index Sequential File merupakan perpaduan terbaik dari teknik sequential dan random file. Teknik penyimpanan yang dilakukan, menggunakan suatu index yang isinya berupa bagian dari data yang sudah tersortir. Index ini diakhiri denga adanya suatu pointer (penunjuk) yang bisa menunjukkan secara jelas posisi data yang selengkapnya. Index yang ada juga merupakan record-key (kunci record), sehingga kalau record key ini dipanggil, maka seluruh data juga akan ikut terpanggil. 4. File berindek majemuk (multiple-indexed file) Pada Multiple Index File (file berindex majemuk), pembaharuan dilakukan terhadap file utama bukan file overflow, karena record dicari lewat indeks, maka indeks harus dinamis. Begitu terjadi pembaharuan ( insert, update, delete) mka indeks-indeks diperbaharui mengikuti perubahan di file utama. 5. File ber-hash (hashed file) Metode penempatan dan pencarian yang memanfaatkan metode Hash disebut hashing atau ‘Hash addressing’ dan fungsi yang digunakan disebut fungsi hashing / fungsi Hash. Fungsi hashing atau fungsi Hash inilah yang dapat menjadi salah satu alternatif dalam menyimpan atau mengorganisasi File dengan metode akses langsung. 6. File cincin (multiring file)
Multiring File merupakan metode pengorganisasian file yang berorientasi pada pemrosesan subset dari record secara efisien. Subset tersebut digambarkan sebagai grup dari
14 Sistem Berkas / STTNJ
beberapa record yang terdiri dari nilai atribut yang biasa. Contohnya “Semua pekerja yang berbicara bahasa Perancis”. S a r a n Penyusunan makalah ini dapat dianggap cukup , namun masih diperlukan tambahan perbaikan – perbaikan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi dan lengkap. Adapun saran dari penyusun adalah perlu adanya perbaikan – perbaikan tambahan dari pembaca untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah ini,selain itu pula hendaknya pembaca perlu mengetahui lebih dalam tentang Metode Akses.
iv
Daftar Pustaka
Situshttp://HTTP://DETTY.STAFF.GUNADARMA.AC.ID/DOWNLOADS/FILES/16849/BAB+7+SORT+DAN+METODEAKSES.PDF